1
|
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepaktakraw
merupakan salah satu
materi pilihan yang
dikembangkan di lingkungan sekolah SD Negeri 2 Rawa Kecamatan Lumbung
Kabupaten Ciamis. Tidak setiap sekolah
mengembangkan permainan sepaktakraw.
Hal ini disebabkan
beberapa alasan, di antaranya
sepaktakraw kurang membudaya
jika dibandingkan dengan olahraga permainan
seperti bolavoli, sepakbola
atau bola basket.
Disisi lain biasanya sekolah
tidak memiliki area
untuk membuat lapangan
permainan sepaktakraw,
sehingga lebih mengutamakan
area untuk cabang
olahraga yang wajib diajarkan
dalam pendidikan jasmani
seperti lapangan bolavoli
atau bola basket. Meskipun
sepaktakraw kurang berkembang
di lingkungan sekolah,
tetapi pada event-event tertentu
seperti O2SN antar tingkat
Sekolah Dasar (SD). Adanya event-event seperti O2SN, sehingga
masih ada sekolah
yang mengembangkan permainan
sepaktakraw di lingkungan sekolahnya.
Upaya
meningkatkan keterampilan bermain
sepaktakraw harus dilakukan latihan secara
sistematis dan kontinyu.
Hal yang mendasar
yang harus dikembangkan agar
siswa memiliki keterampilan bermain sepaktakraw menguasai macam-macam teknik
dasar sepaktakraw. Macam-macam
teknik dasar sepaktakraw di
antaranya: sepak sila,
sepak kuda, sepak
badak, sepak cungkil, heading, memaha, mendada, menapak,
sepak mula, smash, dan blocking.
Servis atau disebut sepak mula merupakan teknik
dasar sepaktakraw yang memiliki peran penting untuk mendapatkan point atau
nilai. Servis dilakukan oleh tekong
yang mendapat lemparan
dari apit kanan
atau kiri. Untuk
mendapatkan point melalui servis, maka harus dilakukan dengan keras dan
tajam dan diarahkan dalam permainan
lawan yang sulit
dijangkau. Dalam Peraturan
Permainan dan Penuntun Pelatih
Sepak Takarw (2001: 34) dijelaskan, “Servis adalah suatu gerak kerja yang
penting dalam permainan
sepaktakraw, karena point
hanya dapat dibuat oleh
regu yang melakukan
servis”. Servis merupakan
cara pertama untuk mendapatkan point
atau nilai. Untuk
melakukan servis yang
keras dan tajam tidaklah mudah, dibutuhkan cara belajar
yang baik dan tepat.
Servis sepaktakraw merupakan suatu keterampilan
yang sulit dan memiliki unsur
gerakan yang kompleks.
Upaya meningkatkan kemampuan
servis sepaktakraw bagi siswa
sekolah harus diterapkan
cara mengajar yang
tepat. Jika suatu keterampilan sulit
dan gerakannya kompleks, maka harus dilakukan dengan cara yang
mudah. Rusli Lutan
dan Adang Suherman
(2000: 68) menyatakan, “Perluasan isi atau materi
maksudnya adalah penyusunan aktivitas belajar secara progresif dari
yang mudah ke yang sukar
atau dari yang
sederhana ke yang kompleks”.
Berdasarkan
hal tersebut, maka
untuk memberi kemudahan
dalam pembelajaran servis sepaktakraw dapat dilakukan dengan cara bola
dilambungkan sendiri dan bola
dilempar (diumpan). Pembelajaran
servis dengan cara
bola dilambungkan sendiri dan dengan bola dilempar merupakan bentuk
pembelajaran yang memiliki karakteristik
berbeda. Pembelajaran servis
sepaktakraw dengan dengan cara
bola dilambungkan sendiri
merupakan bentuk pembelajaran
yang dilakukan dari cara
yang mudah, sehingga
kontrol bola sepenuhnya
dilakukan oleh tekong (server).
Sedangkan pembelajaran servis
sepaktakraw dengan bola dilempar
merupakan bentuk pembelajaran
yang yang berorientasi
pada karakteristik permainan sebenarnya.
Dari
kedua bentuk pembelajaran
servis sepaktakraw tersebut, masing-masing
memiliki kelebihan dan
kelemahan, sehingga belum ditehaui tingkat efektifitasnya terhadap
peningkatan kemampuan servis sepaktakraw. Karena
kemampuan servis sepaktakraw
tidak hanya dibutuhkan bentuk
pembelajaran yang baik
dan tepat, tetapi
harus didukung kemampuan fisik
yang baik. M.
Sajoto (1995: 8)
menyatakan, “Kondisi fisik adalah
satu prasyarat yang
sangat diperlukan dalam
usaha peningkatan prestasi seorang atlet,
bahkan dapat dikatakan
sebagai keperluan dasar
yang tidak dapat ditunda-tunda atau
ditawar-tawar lagi”. Sedangkan
Sudjarwo (1993: 41)
bahwa, “Keterkaitan antara kemampuan
fisik dan teknik
tidak dapat dipisahkan.
Penguasaan
teknik yang baik
hanya dapat dilakukan
apabila memperoleh dukungan
kemampuan fisik yang baik pula”.
Kemampuan servis sepaktakraw
dapat dilakukan dengan
baik perlu didukung kemampuan
fisik yang baik
pula. Salah satu
unsur kondisi fisik
yang mendukung gerakan servis
sepaktakraw di antaranya
koordinasi mata-kaki.
Koordinasi
mata-kaki berperan dalam
gerakan servis sepaktakraw
terutama pada saat bola
dilambungkan apit kanan
atau apit kiri,
kemudian dengan segera
kaki tekong menyepak bola dan diarahkan ke daerah permainan lawan. Oleh
karena itu, dalam membelajaran servis
sepaktakraw dengan bola
dilambungkan sendiri dan dilempar harus didukung koordinasi
mata-kaki agar servis dapat dilakukan dengan baik.
Apakah
benar tingkat koordinasi
mata-kaki dapat mendukung
kemampuan servis sepaktakraw. Nampaknya hal ini perlu dibukikan, karena
koordinasi mata-kaki bukan merupakan
satu-satunya komponen kondisi
fisik yang dapat mempengaruhi kemampuan servis
sepaktakraw, tetapi masih ada faktor lain yang dapat mendukung
kemampuan servis sepaktakraw
seperti, keseimbangan,
kelincahan, power, penguasaan
teknik dan lain
sebagainya. Sehingga baik tidaknya
koordinasi mata-kaki yang
dimiliki siswa belum
dapat dijadikan tolok ukur
kemampuan servis sepaktakraw
berbeda. Upaya mengetahui
pengaruh pembelajaran servis sepaktakraw
antara bola dilambungkan
sendiri dan dilempar serta pengaruh
koordinasi mata-kaki terhadap
kemampuan servis sepaktakraw, maka perlu
dikaji dan diteliti
secara lebih mendalam
bak secara teori
maupun praktek melalui penelitian eksperimen.
Berdasarkan
latar belakang masalah
yang telah dikemukakan
di atas, masalah dalam penelitian
ini dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Sekolah tidak
memiliki prasarana dan
sarana permainan sepaktakraw.
2. Permainan sepaktakraw kurang disenangi siswa
dibandingkan dengan cabang olahraga permainan lainnya.
3. Para siswa
putra calon atlet O2SN masih rendah
dalam penguasaan teknik
dasar sepaktakraw dan perlu ditingkatkan
4. Kemampuan kondisi
fisik siswa putra calon
atlet O2SN belum diketahui.
5. Belum diketahui
pengaruh mata-kaki terhadap
kemampuan servis dalam permainan sepaktakraw.
6. Belum diketahui
pengaruh pembelajaran servis
antara bola dilambungkan sendiri dan
bola dilempar terhadap
peningkatan hasil belajar
servis sepaktakraw.
7. Kemampuan servis
sepaktakraw siswa putra calon atlet O2SN belum diketahui.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah, pembatasan
masalah di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Sejauhmana sarana
prasarana sepaktakraw mempengaruhi terhadap prestasi sepaktakraw?
2. Bagaimana visi misi
sekolah dalam membangkitkan motivasi belajar sepaktakraw?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas penulis
dapat menggambarkan tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui sarana
prasarana sepaktakraw mempengaruhi terhadap prestasi sepaktakraw.
2. Ingin mengetahui visi
misi sekolah dalam membangkitkan motivasi belajar sepaktakraw?
5
|
TIJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Sepak Takraw
1. Pengertian Sepak Takraw
Sepaktakraw
merupakan olahraga permainan
yang dimainkan oleh
dua regu dan dimainkan
di lapangan berbentuk
empat persegi panjang.
Permainan sepaktakraw dilakukan dengan menggunakan bola yang terbuat
dari rotan. Setiap regu terdiri dari tiga orang pemain. Menurut Ucup Yusuf
dkk., (2001: 10) bahwa:
Permainan sepaktakraw dilakukan di lapangan
berukuran 13,4 m X 6,10 m yang dibagi oleh dua garis dan net (jaring) setinggi
1,55 dengan lebar 72 cm dan lubang
jaring sekitar 4-5
cm. Bola yang
dimainkan terbuat dari rotan atau fiber glass yang diayam
dengan lingkaran 42-44 cm. Permainan sepaktakraw dilakukan
oleh dua regu
yang berhadapan di
lapangan yang dipisahkan oleh
jaring (net) yang terbentang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu
yang berhadapan terdiri atas 3 orang pemain yang bertugas sebagai
tekong yang berdiri
paling belakang, dua
orang lainnya menjadi pemain
depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit
kanan.
Permainan
sepaktakraw dimainkan tanpa
menggunakan tangan untuk memukul
bola, bahkan tidak
boleh menyentuh lengan.
Bola hanya boleh menyentuh atau
dimainkan dengan kaki,
dada, bahu dan
kepala. Permainan sepaktakraw diawali
dengan sepak mula
sebagai servis yang
dilakukan oleh tekong. Sepak mula dilakukan oleh tekong atas lambungan bola oleh pelambung yang diarahkan
ke tekong. Tekong
harus berada di
dalam lingkaran yang
telah disediakan. Begitu juga
untuk tekong, pada
waktu melakukan sepak
mula salah satu kakinya
harus tetap berada
di dalam lingkaran
tempat tekong melakukan sepak mula.
Tekong harus mengarahkan
bola ke daerah
lawan melalui atas
net (jaring). Di lain
pihak lawan harus
menerima bola dan
mengembalikannya ke daerah lawan.
Pihak lawan diberi kesempatan menyentuh bola sebanyak tiga kali.
Peningkatan prestasi
olahraga menuntut adanya
perbaikan dan pengembangan unsur
teknik untuk mencapai
tujuannya. Teknik dikatakan
baik apabila ditinjau dari
segi anatomis, fisiologis,
mekanika, biomeknika dan
mental terpenuhi
persyaratannya secara baik,
dapat diterapkan dalam
praktek dan memberikan sumbangan
terhadap pencapaian prestasi
maksimal. Menurut Ucup Yusuf
dkk., (2001: 30-42)
bahwa, “Teknik dasar
sepaktakraw terdiri dari
sepak sila, sepak kuda,
sepak badak, sepak
cungkil, heading, memaha,
mendada, menapak, sepak mula, smash, dan blocking”. Berdasarkan pendapat
tersebut menunjukkan bahwa,
teknik dasar permainan sepaktakraw
terdiri dari 11
macam yatiu: sila,
sepak kuda, sepak badak, sepak cungkil, heading, memaha,
mendada, menapak, sepak mula, smash, dan
blocking. Agar dapat bermain sepaktakraw dengan baik, maka macam-macam teknik
dasar sepaktakraw harus dikuasai dengan benar.
2. Pengertian Servis Sepaktakraw
Servis atau disebut
sepak mula dalam permainan sepaktakraw merupakan salah satu
teknik dasar sepaktakraw
sebagai tanda dimulainya
permainan. Servis dilakukan oleh
tekong yang mendapat
umpan atau lemparan
dari pemain apit kanan atau pemain apit kiri. Berkaitan
dengan servis Ucup Yusuk dkk., (2001: 15) menyatakan:
Permainan sepaktakraw dimulai dengan lambungan
bola yang terbuat dari rotan atau fiber
oleh apit kiri
atau apit kanan
yang diarahkan kepada tekong. Tekong
harus siap melakukan
sepak mula yang
diarahkan ke daerah lawan
melalui atas jaring
baik menyentuh bibir
net atau pun langsung menuju lapangan lawan.
Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa, servis
bertujuan memulai permainan dan
bola dinyatakan sah
apabila menyentuh bibir
net. Di samping
itu juga, servis merupakan serangan pertama untuk mendapatkan point bagi
tim yang mendapat kesempatan servis.
Hal ini seperti
dijelaskan dalam Peraturan Permainan dan Penuntun Pelatih
Sepaktakraw (2001: 34) bahwa:
Sevis
adalah suatu gerak
kerja yang penting
dalam permainan sepaktakraw, karena
point hanya dapat
dibuat oleh regu
yang melakukan servis. Kegagalan
dalam servis berati
hilangnya kesempatan regu
untuk mendapatkan point dan
memberikan kesemapatan kepada
pihak lawan untuk membuat angka
atau point.
Regu yang
mendapat kesempatan servis
mempunyai peluang besar
untuk mendapatkan angka. Agar
servis menghasilkan angka,
maka harus dilakukan sesulit mungkin
dan diarahkan pada
kelemahan lawan. Servis
yang keras justru akan
mengakibatkan bola menyangkut
net. Lebih lanjut
dijelaskan dalam Peraturan
Permainan dan Penuntun Pelatih Sepaktakraw (2001: 35) bahwa:
Tujuan suatu
servis hendaklah dipusatkan
kepada pengacauan permainan atau pertahanan
lawan, sehingga dapat
mengatur serangan-serangan yang mantap. Oleh sebab itu, servis hendaklah
dilakukan dengan berbagai cara supaya
mengacaukan pihak lawan
terhadap sasaran servis
yang akan kita lakukan
seterusnya. Regu yang
melakukan servis itu
haruslah pandapai mencari
tempat-tempat lemah pihak lawan supaya tekongnya melancarkan servis yang tepat.
Kunci dari servis sepaktakraw yaitu diarahkan
pada kelemahan lawan. Hal ini
dimaksudkan untuk mengacaukan
pertahanan lawan, sehingga
akan memudahkan melakukan serangan. Namun disisi lain servis yang keras
dan tajam juga penting untuk mematikan pertahanan lawan. Untuk itu, regu yang
mendapat kesempatan servis harus
pandai-pandai memanfaatkan servis
agar memperoleh point atau angka.
Untuk mendapatkan point melalui servis, maka seorang tekong harus menguasai
macam-macam servis dalam
permainan sepaktakraw.
Menurut Peraturan Permainan
dan Penuntun Pelatih
Sepaktakraw (2001: 35)
jenis-jenis servis sepaktakraw antara lain:
1) Servis gaya bebas (Freestyle service)
2) Servis keras dan tajam (Spike service)
3) Servis tinggi (Lob service)
4) Servis tipu (Trick service)
5) Servis sudut (Corner/Angle service)
6) Servis sekrup (scrow service)
Menguasai jenis-jenis
servis sepaktakraw tersebut
sangat penting untuk seorang
tekong. Dengan menguasai
jenis-jenis servis tersebut,
lawan akan kesulitan memprediksi
jenis servis yang akan dilancarkan. Untuk menguasai jenis-jenis servis
sepaktakraw tersebut harus
dilakukan latihan seacara
sistematis dan kontinyu.
B. Hakikat Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Seiring
dengan perkembangan dan
kemajuan dalam bidang
pendidikan, prinsip dari pembelajaran
mengalami perubahan. Pembelajaran
tidak hanya sekedar guru
menyampaikan ilmu pengetahuan
atau keterampilan kepada
siswa, tetapi pembelajaran sekarang ini merupakan suatu proses agar
siswa belajar sesuai dengan
kemampuannya. M. Sobry
Sutikno (2009: 32) berpendapat pembelajaran adalah “Segala
upaya yang dilakukan
guru (pendidik) agar
terjadi proses belajar pada
diri siswa”.
Menurut
Syaiful Sagala (2005:
62) bahwa, “Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik
dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru
untuk mengembangkan kreatifitas
berfikir yang dapat
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkontruksi pengetahuan
baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang
baik terhadap materi pelajaran”.
Menurut Nana Sudjana
(2005: 35) bahwa,
“Kriteria keberhasilan pengajaran ada
dua yaitu (1)
kriteria ditinjau dari
sudut prosesnya (by process)
dan (2) kriteria
ditinjau dari sudut
hasil yang dicapainya
(by product)”.
Kriteria
dari sudut proses
menekankan kepada pengajaran
sebagai suatu proses haruslah
merupakan interaksi dinamis, sehingga siswa sebagai subjek yang belajar mampu
mengembangkan potensinya melalui
belajar sendiri dan
tujuan yang telah ditetapkan tercapai secara efektif. Kriteria dari segi
hasil (by product) menekankan kepada tingkat penguasaan tujuan oleh
siswa bagi dari segi kualitas maupun kuantitas.
Kedua kriteria tersebut tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus
merupakan hubungan sebab
akibat. Dengan demikian,
pengajaran bukan hanya mengejar hasil
yang setinggi-tingginya sambil
mengabaikan proses, tetapi keduanya ada
dalam keseimbangan. Dengan
kata lain, pembelajaran
tidak hanya semata-mata output
oriented tetapi proses oriented. Untuk
mencapai hal tersebut, maka seorang guru
harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu
pelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan berfikir
siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang
kemampuan siswa untuk belajar
dengan perencanaan yang
matang. Dalam proses pembelajaran inilah,
peran guru dan
siswa telah mengalami
perubahan.
Berdasarkan
pengertian pembelajaran dan
karakteristik dari pembelajaran dapat disimpulkan,
pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang dirancang
oleh guru untuk membantu
peserta didik mempelajari
suatu kemampuan atau
nilai yang baru dalam
suatu proses yang
sistematis melalui tahap
rancangan, pelaksanaan dan evaluasi
dalam konteks kegiatan
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran itu dikembangkan melalui
pola pembelajaran yang menggambarkan kedudukan
serta peran pendidik
dan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Pendidik sebagai
sumber belajar, penentu
metode belajar, dan
juga penilai kemajuan belajar.
2. Hakikat Belajar Gerak
Belajar gerak atau keterampilan mempunyai
pengertian yang sama seperti belajar pada umumnya. Tetapi dalam belajar
keterampilan memiliki karakteristik tertentu.
Belajar gerak mempelajari
pola-pola gerak keterampilan
tubuh. Proses belajarnya melalui
pengamatan dan mempraktekkan
pola-pola gerak yang dipelajari. Intensitas
keterlibatan unsur domain
kemampuan yang paling
tinggi adalah domain psikomotor
yang berarti juga
termasuk domain fisik.
Di dalam belajar gerak
bukan berarti domain
kognitif dan domain
afektif tidak terlibat
di dalamnya. Semua unsur
kemampuan individu terlibat
di dalam belajar
gerak, hanya saja intensitas keterlibatannya berbeda-beda. Intensitas
keterlibatan domain kognitif dan domain
afektif relatif lebih
kecil dibandingkan keterlibatan
domain psikomotor. Keterlibatan domain
psikomotor tercermin dalam
respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerak-gerakan tubuh
secara keseluruhan atau bagian-bagian
tubuh. Berkaitan dengan
belajar gerak, Sugiyanto
(1996: 27) menyatakan,
“Belajar gerak adalah
belajar yang diwujudkan
melalui respon-respon muskular
yang diekspresikan dalam
gerakan tubuh atau
bagian tubuh”.
Menurut
Rusli Lutan (1988:
102) bahwa, “Belajar
motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan
latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam
perilaku terampil”.
Berdasarkan
dua pendapat tersebut
dapat disimpulkan, belajar
gerak (motorik) merupakan perubahan
perilaku motorik berupa
keterampilan sebagai hasil dari latihan
dan pengalaman. Upaya
menguasai keterampilan gerak diperlukan proses
belajar yaitu proses
belajar gerak.
C. Sarana dan Prasarana dalam Menunjang Prestasi
Sepaktakraw
Sarana adalah perlengkapan yang dapat
dipindah-pindahkan untuk mendukung fungsi kegiatan dalam satuan pendidikan.
Sarana ini dapat meliputi peralatan, perabotan, media pendidikan, peralatan
penunjang kegiatan belajar mengajar, dan buku. Selain itu, sarana juga
merupakan segala sesuatu yang dipakai dalam proses pendidikan sebagai alat
dalam mencapai makna dan tujuan dalam suatu pendidikan.
(pojokpenjas.wordpress.com)
Sarana olahraga merupakan sumber daya pendukung
yang terdiri dari segala bentuk dan jenis peralatan serta perlengkapan yang
digunakan dalam kegiatan olahraga. Sarana olahraga dapat berupa net, bola,
lembing, pluit, stopwatch, sepatu, raket, dan lain-lain.
(rossy46nelli.wordpress.com.2009:12)
Jadi menurut kelompok kami, sarana adalah
sumber daya serta alat pendukung untuk menunjang kebutuhan kegiatan dalam suatu
pendidikan jasmani dan merupakan alat yang dalam penggunaannya dapat
dipindah-pindah dan dapt disimpan disuatu tempat agar dapat digunakan kembali
saat diperlukan. Contohnya bola, net, kostum, raket, dan lain-lain.
Prasarana merupakan suatu kebutuhan dasar
kegiatan dalam suatu pendidikan jasmani, misalnya lapangan, dan gedung.
Kesemuanya ini merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan olahraga yang harus
dipenuhi. (rossy46nelli.wordpress.com.2009:13)
Menurut Victory yang dalam blognya mengemukakan
bahwa prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses. (victory-wahyudy-blogspot.com.2010:03)
Prasarana juga dapat diartikan suatu bentuk
permanen, baik itu berupa ruangan didalam maupun diluar. Misalnya gymnasium,
lapangan permainan, kolam renang, dan lain sebagainya. (sudrajat.2001:23)
Banyak sekali penerapan olahraga di
sekolah-sekolah di Indonesia untuk prestasi serta pendidikan saja, terkadang
terdapat sarana dan prasarana yang bisa dimanfaatkan sebagai pendidikan jasmani
dan rekreasi walau kurang memadai. Misalnya lapangan olahraga permainan bola
basket yang dapat juga disambilkan untuk permainan futsal dengan menambah
gawang yang tidak permanen. Selain itu, lapangan bulu tangkis yang juga dapat
dimanfaatkan sebagai lapangan sepak takraw. Sehingga dengan prasarana yang ada
dapat difungsikan bukan hanya satu fungsi, melainkan beberapa fungsi.
Prasarana menurut kelompok kami dapat diartikan
yakni suatu sumber daya serta alat pendukung yang dapat digolongkan permanen, dimana
sumber daya ini dalam penggunaannya tidak dapat dipindah-pindahkan maupun
disimpan disuatu tempat. Prasarana yang dimaksud yakni lapangan baik itu indoor
maupun outdoor, bak lompat jauh, kolam renang, dan lain-lain.
Fungsi prasarana beserta sarananya adalah
sebagai lokasi atau tempat dalam bisnis maupun aktivitas olahraga. Sehingga
akan saling mendukung dengan adanya tempat dan juga perlengkapan beraktivitas.
Selain itu sarana dan prasarana yang
berkualitas baik juga berperan penting dalam keselamatan penggunanya, sehingga
dapat mengurangi faktor cidera dalam pelaksanaan kegiatan yang menggunakan
sarana dan prasarana tersebut. (victory-wahyudy-blogspot.com.2010:07)
Dalam kegiatan olahraga banyak ditemukan
kecelakaan yang mengakibatkan cidera ringan maupun parah. Disinilah sarana
memiliki banyak fungsi sebagai pendukung. Salah satunya sebagai protector atau
pelindung demi meminimalisasikan terjadinya kecelakaan. Contohnya Mobil F2008
memasang pengaman lateral di dekat kepala pembalap. Fungsi alat tersebut adalah
agar kepala pembalap tetap aman saat terjadi kecelakaan. (Ari Diaz, www.tribunkaltim.com)
Jadi fungsi dari sarana dan prasarana menurut
kelompok kami yakni dapat disimpulkan sebagai alat pendukung dan membantu
kelancaran terlaksananya suatu kegiatan jasmani, dengan demikian akan
terwujudnya suatu kegiatan jasmani yang berkualitas bila didukung oleh sarana
dan prasarana yang juga berkualitas baik.
Banyak fasilitas olahraga yang pemakaiannya
belum sesuai dengan kondisi sebenarnya. Fasilitas tersebut penggunaannya belum
sesuai dengan kebutuhan sekolah bahkan terkesan sia-sia dalam pengadaannya
karena tidak terawat dengan baik dan pengalihan fungsi fasilitas tersebut yang
tidak tepat. (rosy46nelli.wordpress.com.2009:06)
Seperti halnya bermain sepak takraw di lapangan
tanah yang tidak rata. Latihan yang seperti ini tidak akan mempunyai banyak
nilai daya guna. Karena sebenarnya latihan sepak takraw yang benar adalah di
lapangan beralas semen dengan memakai sepatu sepak takraw. Sehingga jika
dimanfaatkan secara benar maka manfaat yang diperoleh sangat banyak. Tidak lain
manfaat sarana prasarana adalah dapat meningkatkan kualitas kesehatan serta
mendukung berlangsungnya perlombaan dan pertandingan.
Selain itu bila penggandaan fungsi fasilitas
dilakukan dengan tepat, akan lebih menghemat lahan apalagi bagi sekolah yang
memiliki lahan terbatas, dengan dilakukannya penggandaan fasilitas tersebut
proses berlangsungnya praktek yang menggunakan fasilitas tersebut dapat berjalan
dengan baik. Contohnya lapangan bulu tangkis bisa juga dimanfaatkan sebagai
lapangan sepak takraw.
Kami dapat menarik benang kesimpulan bahwa
dengan memanfaatkan sarana dan prasarana dengan baik dan sesuai dengan
kegunaannya dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan sedikit banyak dapat
membantu kelancaran kegiatan jasmani.
D. Visi Misi Sekolah dan Motivasi Calon Atlet
Sepaktakraw
Mempraktikkan
gerakan merupakan kondisi
belajar yang paling
berat dalam belajar gerak.
Siswa harus mengerahkan
tenaganya untuk melakukan gerakan berulang
kali. Siswa harus
memerangi rasa lelah,
dan kadang-kadang harus memerangi
rasa bosan. Agar kelelahan tidak cepat terjadi atau kalau terjadi tidak begitu
dirasakan, serta tidak
cepat terjadi kebosanan
pada diri siswa, menciptakan kondisi praktik yang
bervariasi sangat diperlukan. Disini diperlukan kreativitas guru untuk menciptakan
variasi pembelajaran.
Variasi
bisa diciptakan dalam
berbagai hal, misalnya
pengaturan tempat praktik, pengaturan
formasi dan kelompok,
pengaturan giliran, pengunaan
alat-alat, cara memberikan
instruksi, cara pemberian
umpan balik dan
cara-cara pendekatan dengan siswa.
Siswa
melakukan suatu tugas
dari guru tentu
dipengaruhi oleh keadaan psikologisnya. Di
dalam mempraktikkan gerakan
agar melakukannya dengan sungguh-sungguh, siswa
perlu mempunyai motivasi
yang kuat untuk
menguasai gerakan dan mempunyai semangat untuk berusaha. Motivasi
untuk menguasai gerakan
bisa timbul anatar
lain: apabila siswa berminat terhadap
gerakan. Sedangkan minat
dapat timbul apabila
siswa merasa bahwa gerakan
yang dipelajari tersebut
memberikan manfaat bagi
dirinya atau paling tidak bisa
memberikan kegembiraan atau kesenangan.
Semangat berusaha bisa ditimbulkan atau
ditingkatkan antar alain melalui cara menciptakan suasana kompetitif di antara
para siswa. Dengan adanya suasana kompetitif, siswa akan berusaha berbuat
sebaik-baiknya untuk bisa lebih baik dari teman-teman yang
lain. Cara lain
untuk memberikan dorongan
semangat adalah memberikan
instruksi atau arahan menggunakan kalimat-kalimat atau isyarat yang
membangkitkan keoptimisan pada
diri siswa, bahwa
ia akan mampu
mencapai keberhasilan melakukan gerakan
melalui mempraktikkan berulang-ulang. Pujian perlu
diberikan apabila siswa
berhasil dengan baik
mempraktikkan gerakan, dan dorongan
untuk berusaha lagi diberikan kepada siswa yang belum berhasil dengan baik.
14
|
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sarana adalah sumber daya serta alat pendukung
untuk menunjang kebutuhan kegiatan dalam suatu pendidikan jasmani dan merupakan
alat yang dalam penggunaannya dapat dipindah-pindah dan dapat disimpan disuatu
tempat agar dapat digunakan kembali saat diperlukan. Prasarana dapat diartikan
yakni suatu sumber daya serta alat pendukung yang dapat digolongkan permanen,
dimana sumber daya ini dalam penggunaannya tidak dapat dipindah-pindahkan
maupun disimpan disuatu tempat. Sehingga sarana dan prasarana sangat dibutuhkan
dalam suatu cabang olahraga.
Semangat berusaha bisa ditimbulkan atau
ditingkatkan antar alain melalui cara menciptakan suasana kompetitif di antara
para siswa. Dengan adanya suasana kompetitif, siswa akan berusaha berbuat
sebaik-baiknya untuk bisa lebih baik dari teman-teman yang
lain. Cara lain
untuk memberikan dorongan
semangat adalah memberikan
instruksi atau arahan menggunakan kalimat-kalimat atau isyarat yang
membangkitkan keoptimisan pada
diri siswa, bahwa
ia akan mampu
mencapai keberhasilan
melakukan gerakan melalui
mempraktikkan berulang-ulang. Pujian perlu
diberikan apabila siswa
berhasil dengan baik
mempraktikkan gerakan, dan dorongan
untuk berusaha lagi diberikan kepada siswa yang belum berhasil dengan baik.
B. Saran
Diharapkan manajemen
olahraga yang baik terus berkembang, sehingga pencapaian prestasi yang
diharapkan akan tercapai dengan baik.
Terimakasih infonya sangat bermanfaat sekali, jangan lupa kunjungi juga Sejarah Sepak Takraw
ReplyDeleteGet access to exclusive online workout classes with experienced trainers. Enjoy 1 month free for all new members. Come visit our website https://medium.com/@sakura.ichiru1998
ReplyDelete